Assalamu'alaikum...Syukron katsir udah berkunjung k blog Gadis Bjb... ^_^


Pantai Swarangan Kalimantan Selatan

Pantai Swarangan Kalimantan Selatan

Minggu, 23 November 2008

Anggaran Pendidikan dalam APBN

APBN Indonesia dari zaman Soeharto sampai sekarang terlihat berantakan. Entropinya negatif. Berantakan di sini dalam arti tidak pernah pro rakyat dan pro kemajuan khususnya dalam dunia pendidikan.

Perlu ditekankan bahwa pendidikan merupakan pilar pembangunan dan kekuatan sebuah bangsa. Jika fondasinya kuat maka kuat pula bangunannya, namun jika lemah hancurlah bangunan tersebut. Itu sebabnya Nabi Muhammad SAW. menyatakan, tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dapat kita contoh dari negara Jepang. Setelah kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki pasca Perang Dunia ke dua, Kaisar Hirohito segera mengumpulkan guru-guru yang masih tersisa di negaranya. Dia yakin dengan ilmu yang diberikan oleh para guru itu terhadap generasi muda, niscaya negaranya akan kembali bangkit dari keterpurukan. Ternyata keyakinan itu terbukti. Dalam waktu 10 tahun Jepang telah dapat mengembalikan pinjaman dari Amerika, bahkan menjadi negara kreditor sampai sekarang.

Kunci dari kehebatan Jepang adalah prioritas terhadap pendidikan dalm APBN. Bung Hatta ketika masih hidup sudah mewanti-wanti agar pendidikan diprioritaskan. Bahkan anggota DPR pun menyadari hal itu. Ini terbukti dengan dicantumkannya pasal 31 ayat 4 UUD 1945 yang mengharuskan pemerintah mengalokasikan 20 % APBN untuk pendidikan.

Namun sungguh disayangkan, gagasan tersebut belum juga terealisasi hingga tahun 2008. Alasannya kalsik : orang perlu makan dulu baru pendidikan. Akibatnya negara makin kacau. Ekonomi tersungkur. Pendidikan mahal dan tidak terjangkau rakyat miskin. Dampaknya kemajuan tersendat dan kekacauan social ,makin menjadi-jadi.

Dalam kondisi ini seharusnya pemerintah bertindak gagah berani. Tidak perlu berpikir sektor lain akan kacau, karena sebaliknya justru dengan kucuran dana pendidikan 20% APBN itu akan memicu bangkitnya sektor lain. Pemerintah seharusnya berkaca pada pengalaman (8,1% APBN 2005, 10,3% APBN 2006, 10,6% APBN 2007 dan 10,9% APBN 2008), terbukti bangsa ini sulit keluar dari krisis.

Jadi tidak akan ada salahnya alokasi 20% APBN untuk pendidikan. Saya yakin dengan dana sebesar itu, jika dikawal oleh orang-orang yang amanah, jujur dan merakyat, niscaya bangsa ini akan tercerahkan dan bangkit menuju gerbang kemajuan dan kemakmuran.

By: N@_ips1

^_^

Tidak ada komentar: