Assalamu'alaikum...Syukron katsir udah berkunjung k blog Gadis Bjb... ^_^


Pantai Swarangan Kalimantan Selatan

Pantai Swarangan Kalimantan Selatan

Rabu, 20 Juli 2011

Tersenyum di Atas Awan

Langit masih hitam, namun Sang Fajar mulai bersinar kemerah-merahan di ufuk timur. Dedaunan yang masih basah oleh tetesan embun, melambai-lambai ditiup semilir angin yang berhembus perlahan.
“Ah, segarnya udara pagi ini. Alhamdulillah, Engkau masih mengizinkanku merasakannya.” Syukur Tonny seraya menghirup dalam-dalam udara yang masih bebas polusi itu. Dia teringat seulas senyuman yang selalu mengisi hari-harinya sejak tiga tahun terakhir ini.
Yah..senyum yang begitu berbeda dan belum pernah dia temui sebelumnya. Jauh dari kesan menggoda, karena memang begitu alami dan bersahaja. Senyum sang bidadari Rohis yang takkan pernah ternoda. Jilbab panjang menutup dada, hingga jubah putih yang membalut seluruh tubuh, mengesankan anggunnya seorang dara solehah.
“Allah memang menciptakanmu begitu indah dan kau hanya boleh diperlakukan dengan indah pula. Aku takkan menyakitimu Aira, karena kau begitu berbeda...” Tonny makin tenggelam dalam lamunannya. Setiap pagi setelah selesai belajar sembari menunggu azan subuh, Tonny memang selalu menikmati suasana terbitnya fajar di balkon kamarnya. Dan terkadang di sela waktunya ini, hadir bayangan Aira yang menghiasi lamunannya. Hingga azan subuh berkumandang, bayangan itu hilang dan berganti dengan ketaatannya pada Maha pemilik cinta. Dengan khusyuk, Tonny berdo’a agar dimudahkan dalam menempuh Ujian Nasional minggu depan.
Hari-hari berlalu, Ujian Nasional telah usai. Semua siswa kelas XII harap-harap cemas menunggu hasilnya. Tak terkecuali Tonny, dia begitu takut semua impiannya gagal. Impia mendapatkan beasiswa meraih gelar Dokter spesialis jantung di Amerika, sekaligus mempersunting sang pujaan hati.
“Ton.... Tonny....!! Selamat ya!! Kamu terpilih mendapat beasiswa kuliah di Amerika...!!” Seru Reza mengagetkanku. “Ah, yang bener Za???? Kamu gak lagi bercanda kaan??” Tonny terkejut bukan main. “Ya ampun Ton...ngapain juga aku bohong? Tuh kamu dipanggil Kepsek, katanya ada surat dari dinas.” “Syukron katsir Reza... Alhamdulillahirabbil alamiiinn......” Tonny bersujud pada Sang Khalik atas kemurahannya.
Minggu depan, Tonny akan bertolak menuju Amerika. Namun dia teringat akan senyum pujaan hati. Tonny berniat melamar Aira sebelum melanjutkan studinya. Jadilah malam itu dia mengungkapkan isi hati kepada orangtuanya.
“Kalau memang kamu sudah menentukan pilihan dan yakin dia yang terbaik mendampingi hidupmu, Ayah dan Bunda akan merestui dan mendukung sepenuhnya nak. Tapi akan lebih baik lagi kalau kamu menyelesaikan studimu dulu...” Ucap Ibunda Tonny. “Iya Bun, Yah,, Tonny mikirnya juga gitu,, tapi ntah kenapa Tonny takut dia keburu dilamar orang sebelum Tonny pulang ke tanah air.. Karena itu, Tonny Cuma pengen dia tau perasaan Tonny. Itu Aja Bunda...”
Ayah dan bunda Tonny saling berpandangan, sadar bahwa ank tunggalnya ini telah beranjak dewasa. “Tonny, dulu waktu ayah seumuran kamu, ayah juga pernah menyukai seorang gadis solehah. Tapi ayah mencoba menahan perasaan itu, karena ingin menuntaskan pendidikan terlebih dahulu. Dan terbukti jodoh memang tak kan kemana, Ibunda mu ini akhirnya bisa ayah persunting.” Tersipu malu Ibunda Tonny menambahkan, “Betul itu Ton, berhusnuzhanlah pada cinta...”
“Makasih atas nasihat Ayah Bunda... Tapi izinkan Tonny mengutarakan perasaan ini pada Aira, Tonny takut semuanya terlambat...” Setengah meminta Tonny berucap. “Hm,,, baiklah, malam ini kita silaturahmi ke rumah Aira, tapi ingat yah, jangan paksa Aira menikah denganmu sekarang! Haha..” Ayah Tonny menengahi permintaan anaknya dengan bijak. “Haha,, yee.. siapa juga yang mau nikah sekarang yah.. Terimakasih Ayah, Bunda.. Tonny senang banget,,” Betapa bahagia Tonny malam itu.
Sesampainya di rumah Aira, Ayah dan ibunda Tonny menyampaikan maksud kedatangan mereka kepada keluarga Aira. Gayung bersambut, ternyata Aira juga mempunyai perasaan yang sama pada Tonny. Hanya selama ini dia memendam perasaan itu, karena takut Tonny tidak serius mencintainya.
“Maaf Ton, aku dengar kamu akan melanjutkan studi ke Amerika. Apa kamu mengizinkanku untuk mlanjutkan studi juga ke Al Azhar?” Tanya Aira dengan nada bimbang. “Aira..aku mendukung studimu,, Meskipun nanti kita akan terpisahkan jarak dan waktu, namun yakinlah...kita masih bisa berkomunikasi melalui internet dan 3G kan? Hm,,Apa kamu mau menunggu aku pulang dan tetap setia hingga Allah mempertemukan kita lagi?”
“Aku... Hm...Insya Allah aku akan menjaganya Ton..” Jawab Aira. Tetesan airmata tak mampu lagi dibendung kedua insan yang saling mencintai itu. Semua yang menyaksikan janji mereka turut tenggelam dalam suasana haru.
Tahun demi tahun berlalu, tak terasa Aira dan Tonny telah menyelesaikan studi masing-masing dengan predikat cumlaude. Menyadari hal ini, keluarga pun segera mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan mereka di tanah air, dan tentunya mempersiapkan pesta pernikahan untuk memenuhi janji Toni kepada Aira.
Dari Amerika, Tonny bertolak menuju Mesir untuk menjemput Aira. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Saat keduanya bersama-sama pulang ke tanah air, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan tragis, pada saat melintas di atas samudera Hindia. Hanya beberapa penumpang yang berhasil diselamatkan, itupun mereka menderita luka berat dan trauma secara psikologi. Salah satunya Tonny. Dia harus kehilangan kaki kirinya yang diamputasi.
Namun sakit itu masih sangat jauh rasanya, dibandingkan dengan rasa sakit hatinya kehilangan Aira untuk selama-lamanya. Dia telah kehilangan senyum sang Bidadari yang tak sempat dimiliki. Senyum itu sekarang telah pergi. Aira tersenyum di atas awan, bersama para bidadari surga.

Selasa, 19 Juli 2011

Tentang perasaan

Di hadapan orang yang kau cintai, musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Di hadapan orang yang kau sukai, musim dingin tetap saja musim dingin hanya suasananya lebih indah sedikit
Di hadapan orang yang kau cintai, jantungmu tiba-tiba berdebar lebih cepat
Di hadapan orang yang kau sukai, kau hanya merasa senang dan gembira saja
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang kau sukai, engkau hanya tersenyum saja
Di hadapan orang yang kau cintai, Kata-kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai, Kata-kata hanya keluar dari pikiran saja
Jika orang yang kau cintai menangis, engkaupun akan ikut menangis di sisinya
Jika orang yang kau sukai menangis, engkau hanya menghibur saja
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal di hatimu dalam jarak waktu yang cukup lama
“Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada
perasaan yang lebih mendalam”
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah
Perasaan yang dapat membuatmu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi
Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan
Tapi, mengapa masih saja semua ini membuat aku merasa bingung
Batas antara cinta dan sayang
Sungguh, aku merasakannya..
Apakah sayangku untuk semua orang dan cintaku hanya untuk seseorang?
Apakah cintaku untuk semua orang dan sayangku hanya untuk seseorang?
Apakah cinta dan sayang yang kumiliki untuk semua orang?
Apakah cinta dan sayang yang kumiliki hanya untuk seseorang?
Atau. .
Apakah boleh aku tidak memiliki rasa cinta dan sayang itu?
Bolehkah aku tidak mencintai dan menyayangi…?

Kamis, 14 Juli 2011

OUR 2nd PKL, One day with My friend in Economic Education Program and our young lecturer

Senin, 6 Juni 2011, azan subuh membangunkanku dalam geliat dingin kota Banjarbaru. Tersadar bahwa hari ini PKL sekaligus perpisahan dengan dosen muda yang akan menuntut ilmu di pulau seberang. Pukul 06.00 Wita waktu my home, berpamitan pada ayah dan bunda. Dengan semangat, segera kupacu shogun putih yang selalu menemani setiap langkahku dari seragam putih abu-abu hingga ber almamater “yellow”, menuju kota Banjarmasin tempat menimba ilmu di kampus kebanggaan urang Banjar. Hanya memerlukan waktu satu jam, perjalanan melawan dinginnya subuh yang sebenarnya telah terbiasa kurasakan hingga dua semester ini. Tiba di kos, ku simpan “si putih” di garasi, dan segera melangkahkan kaki menuju kampus.

Waktu menunjukkan pukul 07.30, namun teman2 economy hanya sebagian yang datang. Aduh, sungguh miris rasanya, janji on time jam 07.30 bakal ngaret lagi, ckck.. Apalagi bus unlam juga tak kunjung datang. Bersabar menunggu sang waktu, akhirnya pukul 08.30, unce bus datang, segera saja kami berebut menaiki armada kunig itu, mencari posisi duduk yang nyaman. Kira-kira waktu tempuh 20 menit, kami tiba di Beny Sasirangan, kawasan Gatot Soebroto Banjarmasin. Wah, ternyata Bu Amali dan Bu Yuni, Dosen Pemasaran sudah duluan datang, kami jadi kurang enak, gara-gara ngaret lebih dari satu jam, maafkan kami bu...

Mendengar penjelasan owner Beny sasirangan dan melihat proses pembuatannya, membuatku semakin tertarik dan mengagumi kain khas Kalsel ini. Menurut beliau, prospek usaha sasirangan dan kerajinan khas Banjar justru sangat diminati wisatawan luar daerah apalagi pada saat pameran berskala nasional. Namun ironisnya, urang Banjar sendiri masih kurang tertarik menggunakan kain ini sebagai trend berpakaian di berbagai kesempatan. Padahal coba kita bayangkan, kalau kita membudayakan kain khas daerah ini dalam kehidupan sehari-hari, perekonomian daerah ini juga akan semakin meningkat akibat dari majunya UKM lokal yang memproduksi Sasirangan Banjar. Kalau bukan kita yang melestarikannya, siapa lagi teman-teman?

Pukul 10.30 Wita, perjalanan dilanjutkan menuju Kabupaten Banjar, tepatnya di desa Mekar, pembuatan Klepon Bukhari khas Martapura. Perjalanan selama satu jam kami isi dengan bernyanyi bersama dengan musik yang diputar oleh uncle Bus, hhaa..

Hampir jam 12 siang kami baru tiba di klepon Bukhari, segera saja melakukan wawancara dengan pemilik, melihat langsung proses pembuatannya, dan tak lupa membeli klepon buntut sebagai oleh2 untuk keluarga di rumah. Ada-ada saja ulah teman-teman economy disana, teringat dengan kepolosan Imus, dkk yang kecantol dengan salah satu pengemas klepon yang memang cantik sih, hhe.. Atau Dedy yang menegur acil pembuat klepon yang mulai berkeringat dengan derasnya di depan kuali panas. Peace untuk Imus n Dedy... J

Arloji di tangan ku menunjukan pukul 12.30 wita, sayup-sayup terdengar suara azan Zuhur yang mengingatkan kami untuk segera mengingatNya. Segera saja kami bertolak menuju Masjid Raya Al Karomah, Masjid kebanggaan masyarakat Martapura yang sangat megah, nyaman dan membuat hati ini bergetar mengagumi keindahan arsitektur bangunannya. Tentu saja setelah menunaikan shalat, kami tak membuang kesempatan untuk mengabadikan keindahan mesjid ini melalui Canon merahku. Sebenarnya belum puas berfoto, namun hujan deras membuat kami harus segera menuju bus untuk melanjutkan perjalanan kembali. Sempat terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan tujuan makan siang. Padahal sudah sejak awal rencana kami menuju Pondok Makan Subur Group di Jl Mr Cokrokusumo dekat rumah ku. Namun yah, ada beberapa orang yang menginginkan ke tempat lain. Namun akhirnya disepakati, tetap menuju Subur untuk mengisi perut yang mulai berdangdut ini, hha..

Masalah belum selesai begitu saja, susah juga meng-handle pesanan makanan 37 orang, ada yang pesan ini di awal, tapi ganti lagi jadi itu,, ada yang ga sabaran, ada yang marah-marah ma aku, ada yang cerewet,, aduuh pusing.. Tapi yah, aku coba untuk sabar dan melayani kalian semua, itung-itung aku belajar jadi waitres di Rumah makan Mie pelangi ku nanti, gkgkgk

Setelah semuanya kenyang, dan hujan sudah reda, uncle Bus menyarankan agar pada perjalanan pulang menuju Kota Banjarmasin, singgah dulu berwisata ke Kota Citra Graha. Wah.. tentu saja kami setuju, sekalian di sana perpisahan dengan Bu yuni n’ Pa Monry yang akan segera melanjutkan studi beliau ke pulau seberang. Sedih banget rasanya bakal ditinggal dalam waktu yang gak sebentar sama dua dosen muda ini, karena kami menganggap beliau berdua sebagai dosen yang sangat care dan paling memahami kami angkatan 2010 yang sempat terkena banyak permasalahan. Khususnya aku sendiri, aku merasa sangat kehilangan Pa Monry n Bu Yuni, karena tanpa beliau, mungkin saja permasalahan yang baru mendera studi ku kemaren, bisa saja tak sanggup aku lalui dan atasi.. Tapi berkat nasihat, pengalaman, semangat dan kasih sayang yang diberikan Pa Mon n Bu Yun, kepercayaan diri n semangatku bisa timbul lagi. Aku benar-benar merasa kehilangan, pasti kalian juga kan? Kita semua akan merasa ada yang kurang selama dua tahun mendatang,,, Tapi teman-teman, life must go on, kita ga boleh terlarut dalam masalah ini, kita doakan saja semoga beliau berdua selalu sehat, dalam lindungan Allah, dan segera menyelesaikan studi dengan hasil yang memuaskan,, biar di semester 6, bisa kembali membimbing kita, hhe..

Di danau kota Citra, ku kayuh bebek air bersama Ahda, sahabat baikku. Dalam keceriaan dan tawa, aku memandangi kalian semua, khususnya dua dosen muda kita, aku pasti akan merindukan hari ini, hari dimana kita ukir sebuah kenangan indah, hari dimana kita bisa berbagi kebahagiaan, tangis dan tawa pernah mewarnai setiap perjalanan kita hingga semester kedua ini.

Banyak tempat yang berkesan, di kamar kos tempat aku istirahat dan mengulang materi kuliah, di ruang kelas tempat kita bersama menggali ilmu dan wawasan, di Micro teaching tempat sekretariat CYMotion himpunan angkatan kita, di Mesjid tempat kita beribadah dan menenangkan jiawa, sampai di kantin SBC tempat kita bercanda tawa dan mengisi tenaga bersama...

Semuanya memiliki kesan tersendiri untuk aku, seorang Hasnasari yang selalu mencoba untuk memperbaiki diri dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Maafkan aku, yang mempunyai banyak kesalahan dan kekhilafan yang mungkin saja pernah melukai hati kalian semua. Untuk Bu yuni dan Pa Monry, Maafkan kami yang selalu merepotkan pian berdua, semoga doa kami akan turut menjadi motivator dalam studi pian, cepat kembali ya bu, pak, unlam masih membutuhkan jasa dosen muda yang penuh integritas seperti pian berdua,,,

I will always mis u all,

Terimakasih telah menjadi serpihan cerita dalam puzle kehidupanku... J

Gadisbjb_08062011_23:40